Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.....
Takbir mulai berkumandang, pertanda Ramadhan akan segera pergi meninggalkan kita, tak terasa satu bulan penuh berkah telah dilewati. Sekarang segenap umat Islam dengan
beragam latar belakang etnis, budaya dan bangsa menyatukan hati
menyerukan kebesaran Allah.
Kaum
muslimin dari mulai Kutub Utara hingga Kutub Selatan, dari mulai Eropa
Timur hingga Afrika Barat. Semuanya memanjatkan rasa syukur tak
terhingga dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri, hari
kemenangan bagi seluruh Umat Islam.
Dilema pun dirasa ketika merayakan Idul Fitri, bagaikan dua sisi mata uang.
Di satu sisi hati demikian bahagia karena hari Idul Fitri adalah hari
kemenangan, kemenangan menahan nafsu atas segala dosa dan maksiat selama
satu bulan penuh.
Disisi
lain, Idul Fitri juga membuat hati bersedih. Sedih karena ketika kita
menginjak hari raya Idul Fitri berarti kita telah kehilangan satu bulan
yang luar biasa istimewa, bulan yang penuh berkah, rahmah dan ampunan,
yaitu Bulan Ramadhan.
Entah
kapan kita bisa bertemu kembali dengan Bulan Suci ini. Masihkah kita
diberikan kesempatan oleh Allah untuk merasakan kembali nikmatnya bulan
Ramadhan di tahun depan? Ataukah Bulan Ramadhan ini adalah bulan
Ramadhan terakhir bagi kita?
Seperti
kata pepatah, sesal selalu datangnya belakangan. Rindu baru terasa
ketika kita ditinggal pergi. Begitu juga dengan Bulan Ramadhan. Ketika
Ramadhan telah lewat, ada rasa sesal bahwa kita masih belum maksimal
dalam menjalankan ibadah. Ketika Ramadhan telah pergi, barulah muncul
rasa rindu kapankah kita akan kembali bertemu dengan bulan tersebut.
Ramadhan
adalah Anugerah Allah yang tak terhingga yang khusus diberikan untuk
umat Islam. Tidak ada satupun umat agama lain yang diberi kesempatan
ini. Ramadhan adalah sesuatu yang eksklusif dan istimewa Bulan
dimana dimana pintu ampunan dibuka lebar-lebar. Berkah dan rahmah
tercurah setiap ibadah dilipat gandakan jumlahnya. Bersyukurlah
bahwa hari ini kita masih bisa melewati Ramadhan satu kali lagi.
Untuk menyambut
hari yang fitri ini saatnya, kita coba ikhlaskan hati. Lepaskan semua kekesalan hati, serta semua hal yang membebani kita
yang bisa kembali menjerumuskan pada dosa.
Dengan
bergantinya baju yang baru, maka kita ganti pula hati dan pikiran kita
dengan sesuatu yang masih baru pula. Melupakan masa lalu dan kembali
menata hati untuk sesuatu yang fitri.
Di hari raya ini, kita kalibrasi hati kita kembali ke nol. Kembali suci seperti halnya bayi yang baru lahir. Saya sebagai penulis mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar