AssalamualaikumWr. Wb
Selamat Malam pembaca blog, pada kesempatan kali ini saya mau membahas tentang beberapa istilah yang mungkin sering didengar namun jarang diketahui artinya, monggo disimak dan semoga bermanfaat.
A. WARAN
Waran
adalah salah satu instrumen derivatif di pasar finansial yang cukup penting.
Pemegang waran memiliki HAK (rights) untuk memesan suatu efek (saham atau
obligasi) terlebih dahulu pada exercise price dibandingkan dengan mereka tidak
memilikinya.
Dengan
demikian, pemilik waran mempunyai hak membeli efek (sekuritas) sesuai dengan
emiten yang menerbitkannya pada periode dan tanggal tertentu, dengan harga
tertentu, dalam jumlah tertentu. Pemilik waran tidak dibebani kewajiban apapun
dalam transaksi sahamnya. Waran sering disebut anak saham oleh para praktisi
pasar modal.
Waran
sendiri memiliki masa aktif sejak 1st exercise-nya yang berarti sebelum tanggal
penebusannya, waran tidak dapat ditebus. Namun waran bebas diperjual-belikan di
pasar modal layaknya saham sehingga waran ada yang berlikuiditas cukup baik.
Karena dapat diperdagangkan, maka harga waran pun dapat berfluktuasi naik dan
turun, pada umumnya berkorelasi positif dengan harga saham induknya. Hal ini
tentu dapat dipahami karena saham induk berperan sebagai underlying asset-nya.
Secara teknis
kode waran hampir sama dengan kode emiten-nya, yaitu hanya ditambah huruf “W” di belakang kode sahamnya. Misalnya waran
untuk saham Bakrie Telekomunikasi yang kodenya BTEL, maka warannya BTEL-W dan
seterusnya.
Mirip Option
Karakter
waran mirip dengan call option. Namun sekarang berkembang waran dengan karakter
put option juga. Waran memiliki masa berlaku penebusan (exercise) namun
biasanya lebih lama dibanding rights pasar modal lainnya. Pada umumnya waran dapat
ditebus hingga 3 tahun dan apabila lebih dari masa berlakunya maka dianggap
hangus atau pemegang waran kehilangan haknya. Rights lainnya pada umumnya hanya
berlaku sekitar sekitar 3 bulan saja. Selanjutnya Waran juga mencantumkan
exercise ratio pada excercise price tertentu.
Seperti
halnya option lainnya, pada saat exercise posisi waran dibagi menjadi 3
klasifikasi, yaitu In The Money, At The Money atau Out The Money. In The Money
adalah suatu posisi di mana harga waran (plus harga penebusan dan administarsinya)
lebih kecil dari harga sahamnya di pasar. Artinya pemegang waran mendapatkan
keuntungan karena seluruh biaya waran masih di bawah harga sahamnya. Artinya
intrinsic value waran lebih besar dari nol.
Namun,
jika situasinya terbalik, maka dinamai Out The Money karena biaya waran (plus
harga penebusan dan administrasinya) melebihi harga saham pada saat di-exercise
sehingga pemegang waran mengalami kerugian. Artinya intrinsic value waran lebih
kecil dari nol. Namun, pemegang waran mempunyai hak untuk tidak meng-exercise
warannya jika dianggap merugikannya. At the Money adalah posisi yang tidak
menguntungkan maupun merugikan pemegang waran (intrinsic value waran sama
dengan nol).
Dalam praktiknya, harga waran
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:
1.
kinerja keuangan,
2.
prospek bisnis emiten di masa depan,
3.
kualitas manajemen,
4.
situasi makro ekonomi,
5.
stabilitas politik dan
6.
persepsi pelaku pasar terhadap emiten waran tersebut.
Di samping itu, harga waran juga
tergantung pada penggunaan dana hasil waran oleh emiten serta harga penebusan
(exercise) waran tersebut.
Harga Waran
Berfluktuasi
Selama
menunggu first exercise-nya, waran yang diperdagangkan biasanya naik cukup
signifikan terkadang melebihi kenaikan sahamnya, namun menjelang tanggal
exercisenya harganya sering mengalami penurunan terlebih dahulu. Para traders
waran sering memanfaatkan siklus seperti ini untuk mencari keuntungan sesaat,
sebaliknya para investor jangka panjang tetap hold sampai exersise-nya.
Penurunan
harga waran jelang exercise-nya hanyalah bersifat temporari dan teknikal saja
karena para traders biasanya melakukan profit taking untuk merealisasikan
keuntungannya. Jika kinerja keuangan, kualitas manajemen dan prospek bisnis
emiten cukup baik dan menjanjikan, maka harga saham maupun warannya kembali
naik mencari harga wajarnya.
Siklus
kembali terulang, di mana waran mendekati masa expired date-nya, maka harganya
kembali turun dan berulang seperti masa first exercise-nya. Kemudian akan naik
lagi jika long term performance emiten menjanjikan prospek bisnis yang baik. Di
samping itu, ada juga waran gratis yang diberikan kepada pemegang saham.
Biasanya diberikan sebagai "pemikat" investor saat perusahaan
melakukan penawaran perdana kepada publik (Initial Public Offering) atau
diberikan cuma-cuma pada saat perusahaan melakukan rights issue.
B.
OBLIGASI
KONVERSI
Obligasi konversi hampir sama dengan obligasi biasa. Bedanya obligasi
konversi bisa ditukar dengan sejumlah saham biasa setelah memenuhi syarat
tertentu. Salah satu contoh syarat tersebut adalah suatu obligasi konversi baru
dapat ditukar menjadi tiga lembar saham biasa setelah 1 Januari pada tahun
tertentu.
Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bond,
adalah suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari
perusahaan penerbit obligasi dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah
ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Ini merupakan
sekuriti hibrida yaitu suatu sekuriti yang terdiri dari dua unsur yaitu utang
dan ekuitas. Walaupun demikian biasanya obligasi konversi ini memiliki tingkat
suku bunga kupon yang rendah dimana pemegang obligasi diangap telah menerima
kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau mengkonversikan obligasinya
dengan saham biasa dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut
dipasaran.
Dari sisi penerbit obligasi konversi maka keuntungan yang diperolehnya
yaitu pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi keuntungan
tersebut maka penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang
obligasi melakukan konversi obligasinya ke saham baru.
Jenis-jenis
Obligasi Konversi
·
Obligasi tukar atau biasa dikenal dengan nama
Exchangeable convertibles adalah suatu obligasi dimana saham yang menjadi aset
dasar obligasi tersebut adalah merupakan saham dari perusahaan yang berbeda
dari perusahaan penerbit obligasi.
·
Obligasi wajib konversi atau biasa disebut
Mandatory convertibles adalah obligasi jangka pendek dan biasanya memiliki
imbal hasil tinggi yang wajib dikonversikan menjadi saham biasa berdasarkan
harga pasaran yang berlaku pada saat konversi.
·
Obligasi konversi bersyarat atau lebih dikenal
dengan istilah Contingent convertibles (co-co) yang merupakan obligasi konversi
dengan persyaratan bahwa investor hanya diperkenankan untuk melakukan konversi
obligasinya menjadi saham perusahaan apabila harga saham yang berlaku dipasar
modal mencapai persentase tertentu di atas harga konversi. Contohnya : suatu
obligasi konversi bersyarat dengan nilai saham perushaan yang menjadi ast
dasarnya senilai Rp. 1.000 pada saat penerbitan obligasi. premi konversi 30%
dan syarat pemicu konversi 120%, maka obligasi tersebut dapat dikonversikan ke
saham dengan nilai konversi per sahamnya adalah Rp 1.300 hanya apabila harga
saham dipasaran berada di atas harga Rp. 1.560 (120% dari 1.300) dalam suatu
masa yang ditentukan yang biasanya dalam masa 20 hari sebelum akhir kwartal.
Fitur konversi bersyarat atau "co-co" ini sering digunakan oleh
penerbit obligasi sebab saham yang menjadi aset acuan atau aset dasar obligasi
tidak perlu dimasukkan menjadi perhitungan dilusi Rasio laba terhadap saham
beredar (earning per share) selama saham tersebut diperdagangkan dibawah harga
konversi bersyarat. Sebaliknya pada obligasi konversi tanpa syarat
mengakibatkan terjadinya dilusi saham beredar yang dengan demikian mengurangi
rasio laba terhadap saham beredar . Akibat dari dilusi saham beredar ini
dihitung dengan menggunakan metode "as-if-converted", yang
menggunakan nilai EPS konservatif. Perubahan yang terjadi pada Prinsip
akuntansi umum atau Generally Accepted Accounting telah menghilangkan perlakuan
khusus pada obligasi konversi bersyarat ini sehingga jenis obligasi ini tidak
populer lagi dikalangan penerbit obligasi.
·
Obligasi konversi
saham preferen atau dikenal juga dengan istilah Convertible preferred stock
adalah seperti obligasi biasa namun memiliki peringkat senioritas lebih rendah
dalam struktur permodalan
Valuasi
Harga pasar dari obligasi konversi ini
tidak pernah akan jatuh dibawah nilai intrinsik atau nilai hakikinya. Nilai
intrinsik adalah merupakan perhitungan jumlah saham yang dikonversi pada nilai
pari dikali dengan nilai sekarang dari harga pasar saham biasa.
Dari sudut
pandang valuasi maka suatu obligasi konversi memiliki dua aset yaitu obligasi
dan waran dimana penilaian obligasi konversi memerlukan suatu asumsi dari :
·
Gejolak pergerakan harga saham yang menjadi aset
dasar obligasi konversi untuk memperkiranan [[opsi (keuangan)|nilai opsinya)
dan ;
·
penyebaran kredit atas porsi pendapatan tetap
yang memengaruhi profil kredit perusahaan dan peringkat dari konversi pada
struktur permodalan.
Gejolak pergerakan atau dikotomi kredit ini
adalah merupakan praktik standar guna melakukan suatu proses penilaian terhadap
konversi.
Suatu metode
sederhana yang digunakan untuk melakukan penilaian atas suatu obligasi konversi
adalah dengan menggunakan nilai kini (present value) dari bunga kedepan
(future) dan pembayaran pokok utang (prinsipal) termasuk biayanya dan ditambah dengan
nilai kini dari waran. Namun metode ini mengabaikan beberapa realitas pasar
termasuk prediksi suku bunga dan penyebaran kredit dan tidak memperhitungkan
fitur konversi yang populer seperti hak beli penerbit obligasi, hak jual
pemegang obligasi serta penyesuaian kurs konversi. Fitur ini digunakan oleh
model penilaian yang cukup populer seperti "binomial
dan trinomial trees".
Manfaat
Bagi investor
Obligasi konversi ini adalah lebih aman dibandingkan dengan investasi pada
saham preferen ataupun saham biasa. Obligasi konversi ini dapat diperdagangkan
secara short, sehingga melemahkan nilai pasar suatu saham dan menimbulkan
kemungkinan bagi pemegang obligasi untuk mendapatkan saham lebih banyak dengan
cara menjual short. Cara ini dikenal sebagai pembiayaan spiral kematian (death
spiral financing).
Pembelian
secara serempak terhadap suatu obligasi konversi dan melakukan penjualan
"short" atas saham perusahaan yang menerbitkan obligasi ini adalah
merupakan suatu strategi dari hedge fund yang dikenal dengan istilah arbitrasi
konversi.
C. EFEK KONVERSI
Efek atau dalam istilah bahasa Inggris disebut security adalah suatu
surat berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan . Efek dapat
dikategorikan sebagai hutang dan ekuitas seperti obligasi dan saham. Perusahaan
atapun lembaga yang menerbitkan efek disebut penerbit. Efek tesebut dapat
terdiri dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya reksadana, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek). Kualifikasi dari suatu
efek adalah berbeda-beda sesuai dengan aturan di masing-masing negara.
Efek dapat
berupa sertifikat atau dapat berupa pencatatan elektronis yang bersifat :
·
Sertifikat atas unjuk, artinya pemilik yang
berhak atas efek tersebut adalah sipembawa / pemegang efek.
·
Sertifikat atas nama artinya pemilik efek
pemilik yang berhak atas efek tersebut adalah yang namanya tercatat pada daftar
yang dipegang oleh penerbit atau biro pencatatan efek.
Jenis-jenis efek :
·
Efek penyertaan ( equity ), adalah efek yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang
menerbitkan efek tersebut.
·
Efek utang, adalah efek dimana penerbitannya (
issuer ) mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus
kembali suatu masa nanti sesuai kesepakatan diantara para pihak.
·
Efek konversi ( semi equity ), yaitu efek yang
sebenarnya efek utang kemudian pada saat yang telah ditentukan dapat ditukarkan
atau dikonversi sebagai efek penyertaan. Bentuk ini dikenal sebagai obligasi
konversi.
·
Efek derivatif, merupakan turunan dari efek
utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang
Efek konversi
adalah saham konversi atau obligasi konversi yang dapat dikonversi menjadi
saham biasa pada perseroan. Pemegang obligasi bisa memilih (opsi), apakah
obligasinya mau ditukarkan menjadi saham atau tidak pada tanggal yang sudah
ditentukan. Pada obligasi wajib konversi maka konversi tersebut wajib untuk
dilaksanakan atas permintaan penerbit. Pemegang obligasi memiliki waktu kurang
lebih 1 bulan untuk melakukan konversi atau perusahaan akan melaksanakan
konversi dengan menggunakan nilai konversi yang ditetapkan oleh perusahaan yang
mungkin saja lebih rendah dari nilai saham hasil konversi.